Iran telah berhasil meluncurkan satelit penelitian baru ke orbit, demikian menurut laporan media pemerintah negara tersebut pada hari Sabtu.
Peluncuran tersebut, yang keberhasilannya belum dapat dikonfirmasi secara independen, kemungkinan besar akan membuat pemerintah Barat kesal. Amerika Serikat dan sekutunya memperingatkan bahwa teknologi yang sama yang digunakan untuk peluncuran satelit juga dapat digunakan untuk rudal balistik, termasuk rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
“Satellit penelitian Chamran-1 berhasil diluncurkan dan ditempatkan ke orbit oleh pembawa Ghaem-100,” lapor televisi pemerintah.
Roket Ghaem-100, yang dibuat oleh Pengawal Revolusi paramiliter Iran, pernah digunakan pada Januari untuk peluncuran sukses lainnya.
Rekaman yang dirilis media Iran menunjukkan bahwa peluncuran terjadi di landasan peluncuran milik Pengawal Revolusi di dekat kota Shahroud, sekitar 350 kilometer di sebelah timur ibu kota, Teheran.
Roket berbahan bakar padat tersebut menempatkan satelit seberat 60 kilogram ke orbit setinggi 550 kilometer, lapor media pemerintah.
Amerika Serikat sebelumnya menyatakan bahwa peluncuran satelit Iran bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dalam penilaian ancaman global tahun ini, komunitas intelijen AS menyatakan bahwa pengembangan kendaraan peluncuran satelit Iran akan mempercepat kemampuan negara itu mengembangkan rudal balistik antarbenua.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, telah berulang kali memperingatkan bahwa Iran kini memiliki cukup uranium untuk “beberapa” senjata nuklir, sementara Teheran terus melanjutkan produksi uranium pada tingkat mendekati kualitas senjata setelah runtuhnya kesepakatan nuklirnya dengan negara-negara internasional.
Iran selalu membantah ingin membuat senjata nuklir. Negara itu berkilah program luar angkasanya, seperti halnya aktivitas nuklirnya, murni untuk tujuan sipil.
Sumber: AFP