Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak. (Bonsernews.com/Instagram barak_ehud)

Potensi Perang: Respons Militer Israel Usai Serangan Rudal Iran

Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak, memberikan prediksi yang cukup mengejutkan mengenai kemungkinan serangan udara besar-besaran Israel terhadap industri minyak Iran. Menurutnya, serangan ini bisa jadi juga menyasar target-target militer yang berkaitan dengan program nuklir Iran. Barak menegaskan bahwa situasi ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat di kawasan Timur Tengah.

Respons Militer Israel Terhadap Serangan Rudal Iran

Di tengah ketegangan ini, Barak mengungkapkan bahwa Israel akan memberikan respons militer setelah serangan rudal yang diluncurkan oleh Iran pada Selasa, 1 Oktober 2024. Dalam serangan tersebut, lebih dari 180 rudal balistik diluncurkan, dan meskipun sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel, beberapa di antaranya mendarat di area padat penduduk dan pangkalan militer. “Israel memiliki kebutuhan yang mendesak, bahkan keharusan, untuk merespons. Saya pikir tidak ada negara berdaulat di Bumi yang tidak akan merespons,” ujar Barak.

Pentingnya Tindakan Balasan Israel

Tindakan balasan Israel bukan hanya sekadar masalah militer, tetapi juga merupakan bentuk pernyataan sikap terhadap serangan yang diterimanya. Barak merujuk pada serangan udara Israel sebelumnya terhadap fasilitas minyak di pelabuhan Hodeidah, Yaman, yang dikuasai oleh kelompok Houthi. Serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan rudal Houthi yang ditujukan ke bandara internasional Israel pada 29 September 2024.

Pandangan Amerika Serikat

Dalam konteks ini, Presiden AS, Joe Biden, juga memberikan pandangannya. Pada Kamis, 3 Oktober 2024, Biden menyebutkan bahwa ada pembicaraan di Washington tentang kemungkinan serangan Israel terhadap sektor minyak Iran. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai apakah Amerika Serikat akan mendukung serangan tersebut. Ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan diplomatik dalam situasi yang semakin tegang ini.

Serangan Terhadap Fasilitas Nuklir Iran

Barak juga mengungkapkan bahwa ada saran di Israel untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan mengebom fasilitas nuklir Iran. Namun, dia berpendapat bahwa hal ini tidak akan secara signifikan menghambat program nuklir Iran. Saat menjabat sebagai menteri pertahanan, Barak sangat mendukung serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dan pernah mencoba meyakinkan Presiden George Bush dan Barack Obama untuk mendukung kampanye ini, tetapi tidak berhasil.

Penolakan Biden Terhadap Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir

Sikap Biden mengikuti jejak Obama yang menolak serangan Israel terhadap situs nuklir Iran. Barak kini menerima bahwa program nuklir Iran sudah terlalu maju untuk dihentikan dengan kampanye pengeboman apa pun. Ia berpendapat bahwa meskipun serangan simbolis terhadap target nuklir mungkin dilakukan, dampaknya tidak akan terlalu besar.

Kritik Barak Terhadap Strategi Netanyahu

Barak mengkritik keras strategi perang yang diambil oleh Netanyahu. Menurutnya, Israel seharusnya mengambil kesempatan untuk menggantikan Hamas dengan pemerintahan Palestina yang baru. Namun, Netanyahu menolak solusi politik yang mengakui kedaulatan Palestina. “Konflik ini mungkin bisa dicegah jauh sebelumnya jika Netanyahu terbuka terhadap rencana yang didorong AS untuk mendukung pemerintahan pasca-perang Palestina di Jalur Gaza,” ujar Barak. Ini menunjukkan bahwa ada potensi untuk mencapai perdamaian jika ada keberanian untuk mengambil langkah-langkah politik yang diperlukan.

Posisi Iran di Ambang Senjata Nuklir

Barak juga mengingatkan bahwa meskipun Iran belum memiliki senjata nuklir, mereka bisa mencapai kemampuan itu dalam waktu sekitar satu tahun. Dalam lima tahun ke depan, mereka mungkin bisa memiliki persenjataan nuklir kecil. “Israel kini sulit untuk menunda perkembangan ini dengan cara yang signifikan,” kata Barak. Ini menandakan betapa mendesaknya situasi yang dihadapi oleh Israel saat ini.

Tekanan di Pemerintahan Netanyahu

Di dalam pemerintahan Netanyahu, Barak mengakui ada tekanan untuk melakukan serangan simbolis terhadap program nuklir Iran, meskipun ia menganggap langkah itu tidak efektif. Ini menunjukkan adanya perdebatan internal mengenai strategi yang harus diambil dalam menghadapi ancaman dari Iran.

Kesimpulan dari Barak

Secara keseluruhan, Barak yakin bahwa respons militer Israel yang signifikan terhadap serangan Iran pada Selasa malam tidak dapat dihindari. Namun, ia juga berpendapat bahwa perang regional ini seharusnya bisa dicegah lebih awal jika Netanyahu lebih terbuka terhadap rencana perdamaian yang dipromosikan oleh AS. Ini adalah gambaran kompleks mengenai situasi yang terus berkembang dan menunjukkan pentingnya diplomasi dalam mengatasi konflik yang ada.

Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak. (Bonsernews.com/Instagram barak_ehud)

50 Ucapan Selamat HUT TNI ke-79: Siap Mengawal Indonesia Maju

Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak. (Bonsernews.com/Instagram barak_ehud)

Romo Benny Tutup Usia: Duka bagi Pancasila & Bangsa Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *