Xiamaro Thenu, bek muda berbakat yang kini bermain untuk Vitesse Arnhem U-21, baru saja menyatakan minatnya untuk memperkuat Timnas Indonesia. Dalam wawancaranya bersama YouTuber Yussa Nugraha pada channel OBRI (3 Oktober 2024), Xiamaro mengungkapkan bahwa dirinya merasa tertarik untuk bergabung dengan skuad Garuda. Keputusan ini tentu mengejutkan banyak pihak, karena Thenu sudah punya nama di Eropa, tapi ia tertarik membela negara asal nenek moyangnya.
“Banyak pemain keturunan Belanda yang bermain di sana. Saya mendapat banyak berita soal itu, ya kami tentu saja mengikutinya,” kata Xiamaro dalam wawancara tersebut. Ini jadi sinyal positif buat Timnas Indonesia, yang semakin banyak menarik perhatian pemain keturunan yang lahir dan besar di luar negeri.
Bek Muda Berbakat yang Memiliki Darah Indonesia
Xiamaro Thenu lahir di Belanda pada 22 Oktober 2004. Meski lahir di Eropa, ia punya darah Indonesia dari ayahnya yang berasal dari Maluku, Ambon. Hal ini semakin memperkuat ikatannya dengan Indonesia, dan mungkin menjadi salah satu alasan kuat kenapa ia tertarik untuk membela Garuda di masa depan. Menariknya, ia pernah berlibur ke Bali pada tahun 2014 dan mengenal beberapa makanan khas Indonesia seperti gado-gado dan soto.
Saat ini, Xiamaro bermain sebagai bek sayap kiri untuk tim Vitesse Arnhem U-21. Performa impresifnya sudah membawanya bermain dalam 65 pertandingan dan mencetak satu gol, menurut statistik di Transfermarkt. Meski jumlah golnya tidak mencolok, sebagai seorang bek sayap, kontribusi utama Xiamaro terletak pada kemampuannya bertahan dan membantu serangan lewat kecepatan dan ketangkasannya.
Dari SV Houten Hingga Vitesse Arnhem U-21
Karir sepak bola Xiamaro dimulai sejak usia sangat muda, yaitu tiga tahun. Ia pertama kali bermain untuk SV Houten, sebuah klub amatir di kota asalnya. Pada usia delapan tahun, Xiamaro pindah ke FC Utrecht, salah satu klub profesional besar di Belanda, sebelum akhirnya kembali ke klub amatir dan bergabung dengan Vitesse Arnhem U-21.
Jalan karirnya memang tidak mudah, namun dari sinilah ia mengembangkan kemampuan yang membuatnya kini dijuluki sebagai “Lionel Messi.” Meski julukan tersebut mungkin terdengar berlebihan untuk seorang bek, itu menunjukkan betapa lincah dan cepatnya Xiamaro saat menggiring bola, serta kemampuan teknis yang mumpuni di lapangan.
Timnas Indonesia Jadi Magnet Pemain Keturunan
Bukan hanya Xiamaro Thenu yang mulai melirik Timnas Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat semakin banyak pemain keturunan yang memutuskan untuk membela Indonesia, seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama. Xiamaro mengakui bahwa tren ini juga memengaruhinya, dan dia merasa bahwa keputusan ini bisa menjadi langkah yang tepat untuk kariernya.
“Banyak pemain keturunan Indonesia bisa ke sana, dan mengambil keputusan yang bagus ke sana,” katanya. Xiamaro sendiri merasa terbuka dengan kesempatan ini, meski ia juga menegaskan bahwa banyak hal yang masih dalam proses pembicaraan antara dirinya dan sang agen.
Peluang Memakai Seragam Garuda
Meskipun sudah ada ketertarikan, Xiamaro belum bisa memberikan banyak informasi soal peluangnya membela Timnas Indonesia. Menurut pengakuannya, sudah ada kontak dengan pihak yang terlibat, namun saat ini semuanya masih dirahasiakan oleh agennya.
“Mungkin sudah ada kontak tapi dia (agen saya) belum mau cerita. Karena di balik layar, mungkin dia sedang mengurus hal itu. Saya tak tahu. Tapi tentunya saya terbuka [untuk membela Timnas Indonesia],” jelasnya. Ini tentu memberikan harapan bagi para pendukung Timnas Indonesia yang mendambakan tambahan pemain berbakat di lini belakang.
Harapan Baru untuk Timnas
Melihat minat dari pemain seperti Xiamaro Thenu yang bersedia mempertimbangkan untuk memperkuat Timnas Indonesia adalah kabar baik. Dengan semakin banyaknya pemain keturunan yang tertarik untuk bergabung, kualitas skuad Garuda bisa meningkat secara signifikan.
Selain itu, dalam perkembangan karir seorang pemain muda seperti Xiamaro, penting juga untuk memastikan bahwa ia mendapatkan peluang bermain yang cukup dan lingkungan yang mendukung untuk terus berkembang. Seandainya Xiamaro benar-benar bisa bergabung dengan Timnas, tentu ia perlu menyesuaikan diri dengan budaya sepak bola Asia Tenggara yang berbeda dari Eropa.
Pemain muda seperti Xiamaro membawa harapan baru, namun keberhasilan ini tetap bergantung pada bagaimana Timnas dan sistem sepak bola Indonesia bisa memanfaatkannya. Kita tentu berharap agar ini menjadi salah satu langkah yang bisa membawa Indonesia semakin berprestasi di kancah internasional.
Dengan bakat, etos kerja, dan ketertarikan Xiamaro untuk membela negara asal nenek moyangnya, mungkin dalam beberapa tahun ke depan, kita bisa melihatnya berseragam merah putih, berlari di lapangan untuk membela Tim Garuda.