Pertemuan penting antara Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan Sekjen Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Mathias Cormann, digelar di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 29 November 2024. Pembahasan utama dalam pertemuan tersebut adalah proses aksesi Indonesia untuk menjadi anggota OECD, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Proses Aksesi Indonesia ke OECD
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian proses aksesi Indonesia ke OECD. Proses aksesi tersebut melibatkan penilaian mendalam terhadap kebijakan, regulasi, dan standar nasional Indonesia. Hasil dari penilaian ini nantinya akan dituangkan dalam dokumen yang disebut Initial Memorandum.
Dalam laporannya, OECD baru saja merilis laporan ekonomi yang menunjukkan hasil positif. Airlangga optimis, dengan adanya aksesi ini, Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2% pada tahun 2025, sesuai dengan yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Status Indonesia dalam OECD
Indonesia saat ini sedang berada dalam proses aksesi bersama dengan beberapa negara lainnya, seperti Argentina, Brasil, Bulgaria, Kroasia, Peru, Rumania, dan Thailand. Proses aksesi ini mencakup serangkaian penilaian mandiri yang dilakukan oleh Indonesia terhadap kebijakan dan regulasi yang berlaku di dalam negeri. Selain itu, Indonesia juga sedang melakukan berbagai reformasi untuk menyesuaikan standar yang ditetapkan oleh OECD, terutama dalam sektor anggaran dan struktur kementerian.
Penyesuaian Standar OECD di Indonesia
Seiring dengan proses aksesi, Indonesia terus melakukan reformasi di berbagai sektor. Kementerian terkait bekerja keras untuk menyesuaikan kebijakan, regulasi, dan struktur yang sesuai dengan standar OECD. Airlangga Hartarto menambahkan bahwa gugus tugas OECD di Indonesia juga akan segera melakukan penyesuaian struktural agar proses aksesi dapat berjalan lancar.
Manfaat Aksesi Bagi Indonesia dan OECD
Sekjen OECD Mathias Cormann menyatakan bahwa aksesi Indonesia ke OECD akan memberikan manfaat besar tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi OECD itu sendiri. Menurut Cormann, OECD akan memperoleh pembelajaran baru, terutama dalam sektor ekonomi digital. “Indonesia sudah diakui sebagai pionir dalam kerangka kerja ekonomi digital ASEAN, yakni ASEAN Digital Economy Framework Agreement,” ujar Cormann.
Proses aksesi ini, lanjut Cormann, akan membantu Indonesia untuk semakin maju, serta mendukung visi Indonesia untuk menjadi negara maju dengan ekonomi berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Harapan tersebut mencerminkan ambisi Indonesia untuk terus berkembang dan memperkuat posisi globalnya.
Harapan ke Depan
Dengan adanya aksesi Indonesia ke OECD, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ditawarkan oleh organisasi tersebut, mulai dari peningkatan kualitas kebijakan ekonomi, hingga integrasi yang lebih baik dalam ekonomi global. Proses aksesi ini juga menunjukkan bahwa Indonesia semakin diakui sebagai pemain penting di dunia internasional.