(Khabar) – Pasien pertama Neuralink mengaku telah memberi nama pada perangkat implan otaknya dan menggunakannya untuk belajar bahasa Prancis dan Jepang.
Noland Arbaugh, pasien pertama Neuralink, mengatakan bahwa dia kini telah menamai implan otaknya dengan panggilan “Eve.”
Pada bulan Januari, warga Arizona, AS, ini menjadi orang pertama yang memperoleh implan otak buatan Elon Musk.
Tujuh bulan kemudian, dia mengklaim telah menggunakanperangkat tersebut untuk mengembangkan dirinya dengan belajar bahasa Prancis dan Jepang.
Pasien pertama Neuralink itu mengungkapkan bahwa dia telah memberi nama pada implan chip otaknya tersebut selang tujuh bulan setelah perangkat tersebut diimplantasikan secara bedah.
Noland Arbaugh, yang mengalami quadriplegia (kondisi ketika seseorang mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah, -pen) dan menjadi orang pertama yang menerima implan pengontrol komputer hasil pengembangan oleh perusahaan antarmuka otak Elon Musk, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia telah menamai perangkat tersebut “Eve” dan sedang bekerja dengannya untuk mengembangkan diri dalam berbagai cara.
Arbaugh menulis dalam sebuah posting di X bahwa dia menghabiskan sekitar empat jam sehari dalam sesi dengan staf di Neuralink, Senin hingga Jumat, untuk menguji implan tersebut. Di waktu luangnya, dia gunakan perangkat tersebut untuk membaca, belajar Alkitab, dan mempelajari bahasa.
“Saat ini, saya sedang belajar bahasa Prancis dan Jepang sekitar tiga jam sehari dengan menggunakan beberapa sumber berbeda,” ujarnya.
“Saya juga putuskan untuk mempelajari ulang matematika dari dasar sebagai persiapan untuk bisa kembali ke sekolah suatu hari nanti,” tambah Arbaugh.
Arbaugh, yang lumpuh pada tahun 2016 dari leher ke bawah akibat kecelakaan, menerima implan otak Neuralink pada bulan Januari.
Chip ini menangkap aktivitas otak dan mengirimkannya ke komputer melalui Bluetooth, memungkinkan pengguna mengontrol gerakan kursor komputer dan menjelajahi web, bermain video game, serta mendesain model 3D, misalnya, dengan memvisualisasikan berbagai macam hal.
Operasi awalnya berhasil, tetapi dalam beberapa minggu berikutnya, perangkat tersebut mulai mengalami kerusakan setelah beberapa dari 64 utasnya, yang masing-masing lebih tipis dari sehelai rambut manusia, menarik diri dari otak.
Arbaugh sebelumnya mengatakan kepada Business Insider bahwa kehilangan fungsi tersebut memberi dampak emosional yang besar padanya. Namun, Neuralink menulis dalam sebuah posting blog pada bulan Mei bahwa mereka berhasil memperbaiki masalah tersebut, dan implan tersebut kini berfungsi sebagaimana mestinya.
Neuralink memiliki rencana ambisius untuk chip otaknya, yang baru-baru ini diumumkan telah berhasil diimplantasikan pada pasien kedua.
Musk menginformasikan bahwa perusahaan ini bertujuan menanamkan chip tersebut pada ribuan, mungkin jutaan, pasien dalam dekade berikutnya dan pada akhirnya perangkat tersebut dapat digunakan untuk mengontrol anggota tubuh prostetik (anggota tubuh buatan yang digunakan untuk menggantikan anggota tubuh yang hilang atau tidak berfungsi, -pen) dalam sebuah “solusi Luke Skywalker.”
Miliarder tersebut juga menuturkan implan Neuralink sebagai hal yang penting jika umat manusia ingin bersaing dengan kecerdasan buatan superintelligent, yang kini tengah ia kembangkan di startup AI miliknya, xAI.
Kini setelah fungsi perangkat tersebut sepenuhnya dipulihkan, Arbaugh berkeinginan untuk kembali ke perguruan tinggi dan menyelesaikan gelarnya atau beralih mempelajari ilmu saraf karena dia “mungkin memiliki wawasan tentang bidang tersebut pada titik ini.”
Warga Arizona ini juga memiliki ambisi menerbitkan tulisan kreatifnya, memulai sebuah badan amal, dan membangun rumah untuk orang tuanya suatu saat nanti.
“Pada akhirnya, saya sangat menikmati hidup ini dan hidup saya telah meningkat begitu banyak dalam waktu yang sangat singkat. Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata,” kata Arbaugh, lantas menutup postingan tersebut dengan “Noland & Eve, alias P1.”
Neuralink tidak menanggapi permintaan komentar yang diajukan di luar jam kerja normal.